Selain Ustadz Laim, tentu saja ada banyak tukang doa yang siap membantu peziarah. Mereka tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga dari daerah penyangga ibu kota.
Keberadaan para tukang doa berjalan secara natural dan sudah menjadi tradisi yang baik di TPU Utan Kayu, juga TPU yang lain di Jakarta. Mereka bekerja hanya berdasar permintaan peziarah, sehingga di antara mereka tidak ada aksi saling berebut untuk mendapat pekerjaan dan meraup keuntungan.
Sejak pagi hingga petang, mereka menyebar ke semua blok makam. Ada yang memakai payung untuk berlindung dari terik matahari, ada juga yang menjadikan serban layaknya kerudung untuk menutupi kepala. Mereka berjalan menyusuri tiap blok makam yang ada.
Sesekali mereka terlihat ada yang duduk-duduk untuk sekadar makan, minum, dan menikmati rokok. Saat ada peziarah yang meminta, barulah mereka bekerja.***
Baca Juga: Jelang Ramadan, Wali Kota M Anwar Ingatkan Warga Jauhi Hal Negatif
Artikel Terkait
Jelang Ramadan, Pj Gubernur DKI Cek ketersediaan Pangan di Pasar Induk Cipinang
Sambut Ramadan 1444 H, Pemprov DKI Gelar Pasar Murah di 67 Titik di Jakarta